Puisi-Puisi Agus Amarulloh

KATA-KATA MU MENGALIR
Agus Amarulloh:
Sahabatku,
Kata-katamu mengalir seperti air
menyusuri sungai dari hulu menuju hilir
menyusuri sungai yang jernih
bersumber dari hati
yang bersih
Sahabatku,
kata-katamu mengalir
seperti buliran hujan
yang jatuh membasahi bumi yang kering
yang dibawa angin serta meniupkan makna pencerahan bagi sesama
Sahabat ku,
kata-katamu mengalir
di sungai yang jernih
menuju samudera ketulusan dan kesabaran
sahabatku,
kata-katamu mengalir
menyusuri sungai pergaulan dengan sesama
membawa cinta bagi semesta
sahabatku,
kata-katamu mengalir
tertata terukur
sebagai cerminan orang yang pandai bersyukur
sahabatku,
Kata-katamu mengalir
Bantul, 12 Februari 2020
DALAM SUNYI
Agus Amarulloh:
Dalam sunyi
aku mendengar sayup- sayup nyanyian malam
meski tanpa lantunan sang biduan
merdunya meniupi rongga telinga
mengantarkan tubuh terjaga dari mimpi-mimpi
Dalam sunyi
aku mendengar nyanyian jengkerik
meski tanpa iringan musik
gaungnya menembus semesta
mengantarkanku rindu pada samudera cintaMu
Dalam sunyi
kumainkan irama hening
meski tanpa gesekan biola
ghirahnya memenuhi cakrawala
membawaku pada kerinduan akan doa- doa ijabah
Bantul, 2 Maret 2020
Agus Amarulloh, lahir di Kulon Progo, 23 Agustus 1960, anak kedua dari enam bersaudara pasangan H. Moh Wasjiri dengan Hj. Mursiti (almh).
Menempuh pendidikan sejak SD dan SMP di Kulon Progo, sedangkan SMA sampai Sarjana dan pasca Sarjana di Kota Yogyakarta.
Pernah menjadi guru di SMP dan SMA almamaternya sebelum menjadi ASN di Instansi Kebudayaan sampai pensiun.
Karyanya tunggal: Kumpulan Puisi Mimpi Tak Bertepi (2016) dan Kumpulan Pantun, Mari Bermain Pantun.
Karya bersama dimuat dalam sejumlah antologi, diantaranya puisi Album Makna (2016), 102,5 Antologi Puisi Pro(2017), antologi Puisi Bantul Orkestra Jawa (2019).
Komentar