Puisi-Puisi Abdul Wachid B.S

KETIKA LIMA PULUH TAHUN
Abdul Wachid B.S:
ada yang mulai tertanggal
dari tanggal hariku, dan di hatimu
engkau cemaskan
gigiku yang tidak genap tinggal
kau merasakan saban bangun tidur
ada yang mulai pegal linu di persendian
kakiku, dan di urat tubuhmu, terasa asam urat
nadimu yang kadang berdentang kencang
seperti lonceng gereja yang
mengingatkan kepada ucapan selamat tidur
abadi, sungguh aku ingin selalu menidurkan
kepalaku yang penuh impian dan pertempuran
di pangkuan dan hatimu yang
maha lembut sekaligus maha kuat
aku sudah membuktikan tarikan demi tarikan
antara surga, dan neraka tidak mampu lantakkan
pangkuan dan hatimu yang
selalu ada cerita, lebih lima puluh tahun
akan banyak lagi kau aku yang tertanggal
tetapi akan semakin menjadi yang tertinggal
seperti setiap selesai shalat
kurebahkan kepalaku
ke pangkuanmu, mengekal
hatimu mendenyutkan nadiku
di dalam pelukan
terasa kesakitan hidup
kau aku
saling menyembuhkan
Yogyakarta, 18 maret 2018
IKAN
Abdul Wachid B.S:
ketika ikan yang
kubawa itu terlepas
muncullah seorang lelaki tua yang
seluruh dirinya adalah jawaban
tetapi sebaliknya diriku malahan
kaupenuhi dengan pertanyaan
padahal terasa tanpa bertanya itulah
syarat yang hilang bertemu pasrah
tetapi di sepanjang jalan lelaki tua
dan aku di belakang mengikutinya
syarafku dimainkan berbagai syarat
sampai leherku serasa terjerat
dan di semua pandangan lelaki tua
seluruh jalannya adalah jawaban
dan di segala pandanganku
seluruh jalanku adalah pertanyaan
ketika ikan yang
kupegang itu terlepas
kembalilah ia kepada lautan
dan berhentilah aku pertanyaan
Yogyakarta, 28 oktober 2017
MELAUT INDONESIA
Abdul Wachid B.S.
kalaulah laut yang
memisahkan pulaupulau
di antara kau aku
maka ombaklah yang
akan mengantarkan perahuperahu
sampai ke tepian pantai
harapharap cemas antara
datang dan pergi dan kembali
kalaulah laut yang
mempertemukan pulaupulau
di antara kita mereka
maka mataair lautanlah yang
akan mensenyawakan ruparupa
sampai ke palung samudra
kayuh, kayuh doa antara
pulaupulau hingga melaut indonesia
nenekmoyangku orang pelaut
gemar mengarung luas samudra
menerjang ombak tiada takut
menempuh badai sudah biasa
Yogyakarta, 27 oktober 2017
Abdul Wachid B.S, lahir 7 Oktober 1966 di Bluluk, Lamongan, Jawa Timur. Wachid alumnus Sastra Indonesia Pascasarjana UGM (Magister Humaniora), jadi dosen-negeri di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Purwokerto, dan lulus Program Studi Doktor Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Negeri Sebelas Maret Solo (15/1/2019). Buku terbaru karya Abdul Wachid B.S, Buku Puisi, NUN (2018), Bunga Rampai Esai, Sastra Pencerahan (2019), Dimensi Profetik dalam Puisi Gus Mus, Keindahan Islam dan Keindonesiaan (2020).
Komentar